Ishi
DETERMINATION

Never forget the spirit of first beginning

Never forget the spirit of first beginning
Masuk Masuk
...
...

Sambutan

Roni Amriel, S.H., M.H.

KETUA UMUM PENGURUS PROVINSI SHINDOKA RIAU
Mengelola komunitas, baik dalam skala besar maupun kecil, tidak pernah mudah. Administrasi itu selalu mejadi masalah klasik dalam setiap organisasi. Data yang berserakan dan tidak konsiten, informasi yang setengah-setengah... Bahkan, seringkali untuk mengetahui siapa-siapa saja atlet yang kita miliki, pengurus mesti tanya sana-sini. Tidak ada sumber data yang valid, akurat dan selalu update.
Alhamdulillah, masa-masa itu sudah berlalu untuk Shindoka. Dengan teknologi, kita bisa menyimpan, mengelola hingga memanfaatkan informasi dan data yang rapi dan lengkap untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Jumlah atlet berprestasi, dojo yang aktif, anggota yang jarang ikut latihan atau bahkan kelas pertandingan kontingen kita yang perlu perhatian khusus, semuanya lengkap.
Hal ini tentu sangat membantu dalam mengelola dan mendorong prestasi kedepannya
...

Prakata

Sensei Iwan Setiawan

KETUA UMUM PENGURUS BESAR SHINDOKA
"SISR ini merupakan bentuk transformasi proses pengelolaan dojo, kegiatan dan administrasi karate dibangun untuk mendukung seluruh pelatih, pengurus dan atlet di Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Ini merupakan kristalisasi dari pengalaman dan perjalanan hidup seorang karateka mulai dari sabuk putih hingga menjadi sabuk hitam, pelatih, atlet hingga pengurus.
Proses tradisional menggunakan formulir pendaftaran kertas dan laporan manual itu sudah bukan masanya lagi. Sekarang era digital. Semuanya go online. Shindoka juga harus terus berbenah. Terus bergerak dan melangkah kedepan, menuju kondisi yang lebih baik, lebih efektif dan lebih efisien. Sesuai dengan salah satu filosofi Go Do Shin (5 semangat Shito-ryu) yang disampaikan oleh pendiri shito-ryu, Ryuso Kenwa Mabuni: "Hatten" (selalu berjuang untuk tumbuh dan improvisasi / melakukan perbaikan).
...
"Constantly strive to improve and grow"
Kenwa Mabuni (pendiri Shitoryu)

SEJARAH SHINDOKA

SHITO-RYU KARATE-DO INDONESIA

  • Shito-ryu merupakan aliran karate yang didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889 - 1952)
  • Shindoka dimulai tahun 1969 ketika Sensei Johannes Yoko membentuk perguruan karate “Shin Indonesia Karate-Do” disingkat menjadi "SHINDOKA"
  • Tahun 1975, anggota senior Shindoka, Sensei Masudi Tanu yang berlatih karate aliran Shitoryu di Shitoryu Karate Association (SKA) Singapura, bersama dengan Sensei Antonius Lo yang berlatih karate di di Shitoryu Hongkong, kembali ke Jakarta. Bersama anggota senior lain, mereka mulai mengadopsi dan mengembangkan SHINDOKA dengan menganut aliran Shitoryu Karate-Do. Sejak itu, nama perguruan “Shin Indonesia Karate-Do” secara resmi berubah menjadi “Shitoryu Indonesia Karate-Do” / SHINDOKA.
  • Tahun 1978, Shitoryu masuk menjadi anggota Asia Pacific Shitoryu Karatedo Federation (APSKF). Shindoka juga turut berpartisipasi pada kejuaraan karate pertama APSKF di Singapura.
  • Tahun 1980, Shindoka menjadi tuan rumah kejuaraan karate kedua APSKF di Jakarta . Pada waktu yang bersamaan dilaksanakan kongres APSKF ke-2, menghasilkan peraturan baru APSKF. Pada saat itu juga, Ketua Umum SHINDOKA Sensei John Harapan Harahap terpilih sebagai presiden APSKF pertama.
  • Tahun 1993, SHINDOKA mengikuti kejuaraan dunia karate Shitoryu pertama (the 1st Shitoryu Karatedo Federation /WSKF) di Tokyo Jepang

SEJARAH KARATE

KARA-TE

Kara-te (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri ini sedikit dipengaruhi oleh Seni bela diri Cina kenpō. Karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa dan mulai berkembang di Ryukyu Islands.

Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.

Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou)

PENGENALAN SHITORYU

SHITO-RYU

Shitō-ryū (糸 東流) adalah karate yang didirikan pada tahun 1934 oleh Kenwa Mabuni (摩 文 仁 賢 和) sebagai sintesis berbagai sekolah seni bela diri Okinawa yang berbeda. Shitō-ryū terutama dipraktikkan di Osaka.

Shito-ryu adalah gaya kombinasi yang mencoba menyatukan beragam akar karate. Di satu sisi, Shito-ryu memiliki kekuatan fisik dan sikap kuat yang panjang dari gaya turunan Shuri-te, seperti Shorin-ryu dan Shotokan (松涛 館); di sisi lain, Shito-ryu juga memiliki gerakan melingkar dan delapan arah, kekuatan pernapasan, dan karakteristik keras dan lembut dari gaya Naha-te seperti Uechi-ryu dan Goju-ryu (剛柔 流). Shito-ryu sangat cepat, tetapi tetap bisa artistik dan kuat.

Selain itu, Shitō-ryū menyatakan dan menekankan lima aturan pertahanan, yang dikembangkan oleh Kenwa Mabuni, dan dikenal sebagai Uke no go gensoku (受 け の 五 原則), Uke no go genri (受 け の 五 原理), atau Uke no go ho (受 け の 五 法):

...
EMBLEM SHITORYU
LAMBANG KETURUNAN MABUNI

Emblem yang diadopsi Kenwa Mabuni sebagai simbol sistem karate yang ia dirikan, Shito-Ryu Karate-Do.
Lingkaran pada emblem merepresentasikan “damai” dan “harmonis” (huruf jepang, “Wa”), sedangkan garis di dalam lingkaran merepresentasikan “manusia” atau “orang” (huruf jepang, “Hito”). Kombinasi ini memberi makna manusia yang hidup dalam damai dan harmonis. Simbol dasar ini ditetapkan sebagai elemen fundamental dalam karate Shito-ryu.
Dua karakter pertama dari 'Shito', 'shi' dan 'to', diambil dari nama Grandmaster Anko Itosu (itosu) dan Kanryo Higaonna (Higaonna). Kenwa Mabuni memilih emblem ini sebagai penghormatan beliau kepada dua guru utamanya tersebut. Mereka direpresentasikan dengan garis horizontal di dalam lingkaran.
Setelah Kenwa Mabuni meninggal, logo ini dipilih sebagai lambang Shito-Ryu Karate-Do untuk mengungkapkan maksud beliau sebagai pendiri Shitoryu.

"Strong-willed people will always prefer peace and love. So the more you practice karate, the more you should become modest"
Grandmaster Anko Itosu (guru Kenwa Mabuni)